Header Ads

Wisata Pendidikan


Kehadiran saya di universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya pagi itu bukan sebagai mahasiswa, melainkan sebagai wisatawan. Yang ingin menyaksikan para mahasiswa mengikuti kegiatan PBN (pendidikan bela negara), dan peresmian gedung fakultas teknik oleh menteri riset teknologi dan pendidikan tinggi.

Kenapa saya memposisikan sebagai wisatawan? Karena untuk meliput kegiatan di sana, sudah ada teman yang melaksanakannya. Jadi, saya tidak punya tugas pokok hanya membackup peliputan berita dari sudut pandang berbeda. Tugas pokok peliputan sudah dilakukan banyak wartawan, baik cetak maupun elektronik.

Pagi itu, ratusan pasukan mahasiswa baru berbaris di lapang depan gedung Mandala, didampingi para pelatih yang umumnya anggota TNI. Di depan mereka, nampak Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (menristek dikti), Prof. H. Muhamad Nasir, tengah berpidato.

Kebayang ga sih di bawah cahaya mentari pagi, ketika para mahasiswi berangkat dari rumah atau tempat kost tanpa sarapan pagi? Kebayang dong kalo di antara mereka ada yang jatuh pingsan. Tadinya saya ingin menunjukan foto beberapa mahasiswi digotong di atas brankar, tapi ga tega, ya udah biarkan saja ga usah difoto.

Dari kejauhan saya menyaksikan acaranya di sebelah timur podium, yang tiba-tiba dikejutkan oleh suara dentuman keras balon gas yang disulut api. Ternyata di belakang saya para petugas menyalakan suara dentuman keras sebagai tanda dimulainya PBN. Terus terang saya tidak menyangka ada acara sedemikan rupa hingga menimbukan kepanikan sejumlah mobil, yang alarmnya bunyi.

Sebentar saja saya menyaksikan menristek dikti berpidato ketika meresmikan gedung fakultas teknik di tempat berbeda masih di sekitar kampus Unsil. Begitu juga Rektor Unsil, Prof Rudi Priyadi dan Walikota Tasikmalaya, H Budiman memberikan sambutannya, Senin (8/1/2018).

Saya bersama teman-teman beranjak dari sana dan menuju kantin yang tidak jauh dari gedung fakultas teknik. Di kantin, teman saya menikmati secangkir kopi dan minuman dingin lainnya. Sedangkan saya hanya duduk-duduk saja bersama pak Ipung sambil ngobrol ngaler ngidul.

Sedikit mengutip pidato Menristek Dikti yang mengatakan, dengan diresmikannya gedung fakultas teknik diharapkan bisa mendorong Unsil ke depan menjadi lebih baik dan lebih berkualitas lagi.

Terus terang saya ingin mengatakan ini, di era sekarang, sudah sangat berubah total menuju era digital, maka pengembangan pendidikan juga harus sudah mengarah kesana. Kita sudah tidak bisa menghindarinya lagi. Untuk itu, para mahasiswa harus bisa memilih dan memilah informasi yang diperoleh dari sosial media.

Kalau misalkan nih, sudah puluhan tahun mengikuti kegiatan Unsil, sejak perguruan tinggi swasta, dengan Rektor Unsil, alm Mashudi waktu itu, hingga sekarang sudah menjadi perguruan tinggi negeri, dengan Rektornya, Prof Rudi Priyadi, kabayangkan begitu dekatnya komunikasi saya dengan perguruan tersebut.

Tapi, tadinya saya tidak ingin bilang sama Anda bahwa saya pernah diusir staf Humas. Seperti apa jadinya kalau Anda tahu perasaan saya waktu itu. Seolah-olah saya ini orang asing. Gila. Tapi saya berbesar hati tidak mempermasalahkan upaya pengusiran tersebut. Saya anggap dia orang baru yang tidak kenal saya. Padahal waktu itu saya ditugaskan pimpinan untuk meliput acara wisuda. Para pempinan di Unsilpun tahu bahwa pimpinan saya adalah anggota dewan penyantun. Ya sudahlah.***

No comments:

Powered by Blogger.