Header Ads

Siapkan Receh untuk Rekreasi ke Gunung Galunggung

Beberapa kali ke tempat rekreasi dan hiburan umum atau wana wisata Gunung Galunggung tidak direncanakan. Terus terang kalau direncanakan bersama teman-teman jauh-jauh hari sebelumnya suka tidak jadi. Sehingga ada teman menyarankan kalalu mau ke Galunggung harus dadakan.

Seperti malam itu, ketika ada tetangga yang punya mobil ngajak ke Galunggung, serempak kita meresponnya.

"Ke Galunggung yuk ah renang"

"Ayoooo…." sahut kami hampir bersamaan"

"Soalnya kalau dinanti nanti, suka ga jadi" timpal teman lainnya.

Sehabis isha, kami berempat berangkat ke Galunggung dengan niat renang di Cipanas Galunggung.

Di pintu gerbang tempat rekreasi itu, kami membayar tiket masuk. Namun, bila hendak masuk arena rekreasi milik Perum Perhutani, pengunjung dikenakan lagi tarif masuk. Justru situasi itu menjadi kontroversi di antara para pengunjung.

Pada 5 April 2010, kendati libur panjang wana wisata Galunggung sepi pengunjung, seperti dilansir pikiran-rakyat.com. Kawasan wana wisata Gunung Galunggung di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, sepi pengunjung, kendati libur panjang sejak Jum’at hingga Minggu kemarin. Beberapa pengunjung mengaku, masih dihantui perasaan cemas tentang informasi retaknya bibir kawah Gunung Galunggung, dan lainnya mengeluhkan mahalnya tiket dan parkir, yang mesti mereka bayar di setiap tempat yang dikunjungi.

Diperoleh keterangan, jumlah pengunjung pada Sabtu tidak lebih dari 500 orang, baik yang menuju kawasan wisata Cipanas ataupun kawah Gunung Galunggung. Mereka hanya terdiri dari sejumlah rombongan keluarga asal kota besar ataupun wisatawan dari lokal Tasikmalaya.

Para pengunjung yang menggunakan sepeda motor, tiket yang mesti dibayar Rp 11.400 dan parkir di kawasan Cipanas Rp 1.000, serta di kawasan Kawah Gunung Galunggung Rp 2.000.

“Memang berdasarkan informasi di media cetak ataupun televisi disebutkan jika kawah Gunung Galunggung retak, akibat gempa beberapa waktu lalu, kemudian tidak ada penjelasan lagi mengenai keadaannya dari pemerintah. Makanya, kami sempat ragu untuk datang kemari, tapi akhirnya ke sini, karena setelah bertanya kesana kemari dan diyakinkan kalau kawasan tersebut aman,” kata Wawan (40) pengunjung asal Jakarta.

Wawan yang datang menggunakan mobil mengatakan, tiket masuk kawasan di wisata tersebut relatif mahal dan mesti membayar lagi pada saat hendak menikmati kawasan wisata yang disuguhkan di dalamnya. “Memang tidak seberapa seperti parkir, tapi kenapa tidak ditarik dari gerbang masuk saja dan tidak dipisah? Apalagi pengelolaan kawasan wisatanya tidak ada yang berubah, sejak beberapa tahun silam kami berkunjung ke sini begitu-begitu saja,” kilah Wawan, yang menghabiskan sekitar Rp 50.000 hanya untuk tiket masuk dan parkir saja.

Di kawasan wisata Cipanas Galunggung, wisatawan disuguhi pemandian air panas, serta tempat nyaman untuk bercengkrama bersama keluarga di dalam hutan yang dilengkapi dengan air terjun. Sedangkan di kawasan kawah Gunung Galunggung, mereka disuguhi pemandangan dari puncak gunung setelah melewati jogging track dengan mendaki 620 anak tangga, serta kawah bekas letusan maha dahsyat tahun 1982.

“Yang membuat saya heran dan ingin tertawa yakni pada saat saya berenang di kolam renang kawasan wisata Cipanas, masa masuk ruang ganti dan kamar bilas harus kembali membayar tiket. Baru di tempat ini saya masuk kolam renang dan kamar bilasnya mesti bayar, padahal dimana pun kolam renang, yang namanya kamar bilas itu sudah ada dan gratis bagi pengunjung,” kata Tata Sutiana (35), wisatawan asal Bogor.

Sementara itu, petugas tiket masuk wana wisata Gunung Galunggung, Jana mengaku (waktu itu), jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan itu memang relatif sedikit, bila dibandingkan dengan musim libur lainnya. “Padahal sudah dijelaskan jika Galunggung aman bagi pengunjung, retak akibat gempa di kawasan kawah sebenarnya tidak ada dan tidak berbahaya bagi pengunjung,” kata Jana.***

No comments:

Powered by Blogger.